Advertisements
Sumber: Tribun Jabar

Gempa bumi pernah melanda wilayah Banyubiru, Ambarawa dan Salatiga pada Oktober 2021 lalu. Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono gempa bumi yang melanda Banyubiru-Ambarawa ini merupakan gempa swarm. Lantas apa itu gempa swarm? Untuk mengetahuinya, yuk simak ulasannya di bawah ini.

Gempa Swarm, Apa Itu?

Sumber: detikNews

Gempa SWARM adalah serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian sangat tinggi dan interval waktu antar gempa cukup rapat serta durasi temporal lama si sebuah Kawasan yang mebentuk klister. Pada aktivitas gempa ini tidak terdapat gempa utama yang kuat (mainshock). Secara global Daryono mengatakan bahwa penyebab terjadinya gempa SWARM ini adalah berkaitan dengan adanya transport fluida, intrusi magma, atau migrasi magmatis yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan di bawah permukaan di sekitar zona gunung api.Walaupun dapat terjadi di Kawasan non vulkanik sebagai gempa tektonik murni, tetapi ini sangat jarang terjadi. Nah, berkaitan dengan fenomena Swarm yang terjadi di Ambarawa, Salatiga, Ungaran dan sekitarnya, diduga adalah tectonic and vulcanic Swarm. Hal ini disebabkan kawasan tersebut cukup kompleks dan bersinggungan dengan sesar Telomoyo ~ Merbabu ~ Merapi dan Sesar Rawa Pening. 

Telomoyo sendiri merupakan gunung api strato yang belum pernah terdapat catatan erupsi hingga saat ini, sementara kondisi Rawa Pening yang mongering kini sangat rawan mengalami deformasi struktur batuan di atasnya. Aktivitas Erupsi Merapi yang terjadi akhir-akhir ini pun patut diduga menjadi penyebab terjadinya deformasi batuan di bawah permukaan tanah akibat pergerakan fluida magma.

“Gempa swarm dicirikan dengan serangkaian aktivitas gempa bermagnitudo kecil dengan frekuensi kejadian yang sangat tinggi, berlangsung dalam waktu “relatif lama” di suatu kawasan, tanpa ada gempa kuat sebagai gempa utama (mainshock),” jelas Daryono dalam Twitter pribadinya.

Daryono pun menambahkan masa berakhirnya aktivitas swarm berbeda-beda, yaitu dapat berlangsung selama beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan, hingga beberapa tahun-tahun. Gempa swarm bukan hanya berkaitan dengan kawasan gunung api. Daryono memaparkan, beberapa laporan BMKG menunjukkan aktivitas gempa swarm juga dapat terjadi di kawasan non-vulkanik.

“Swarm juga dapat terjadi di kawasan dengan karakteristik batuan yang rapuh, sehingga mudah terjadi retakan (fractures),” tutur Daryono. 

Advertisements

Daryono pun memaparkan terdapat beberapa daerah di Indonesia yang mengalami gempa swarm bahkan ada yang berlangsung sampai bertahun-tahun. Berikut diantaranya:

  1. November 2015, gempa swarm yang terjadi di Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat paling tinggi berkekuatan 4,9 pada kedalaman 10 kilometer. Gempa Swarm itu menyebabkan sedikitnya 1.057 bangunan rusak.
  2. Juni 2015, gempa Klangon Madiun. Gempa Swarm tersebut telah menjatuhkan genting-genting atap rumah, meretakkan dinding, memecahkan lantai rumah, serta membuat jalan desa retak.
  3. September-November 2017, Gempa swarm Gunung Agung-Batur.
  4. Akhir 2018-kini, gempa swarm Mamasa Sulawesi Barat tahap ke-2 karena sebelumya juga sudah terjadi swarm dengan jumlah yang lebih banyak. Swarm Mamasa sampai saat ini masih terjadi.
  5. Januari-Mei 2021, gempa swarm Toba.
  6. Juni-Juli 2021, gempa swarm di Teluk Semangko, Tanggamus, Lampung.
  7. 23-35 Oktober 2021, gempa swarm Banyubiru-Ambarawa baru 34 event, masih jauh di bawah swarm lain di indonesia yang mencapai ratusan hingga ribuan gempa.

Daryono menyatakan aktivitas gempa swarm ini memang jarang terjadi. Apabt kekuatan gempa swarm cukup signifikan dan guncangannya sering dirasakan, memang dapat meresahkan masyarakat.

Tetapi, ia melanjutkan sebenarnya tidak membahayakan jika bangunan rumah di zona swarm tersebut memiliki struktur yang kuat. Meskipun tidak membahayakan, Daryono menegaskan tidak ada salahnya untuk tetap berhati-hati dan selalu waspada.

Baca juga: 3 Rekomendasi Streamer Konten Seru di IDN Live

Sumber: https://www.beritanakmuda.com/

Advertisements